Perkembangan perkotaan yang semakin pesat memunculkan berbagai tantangan dalam pengelolaan lingkungan. Limbah cair dan sampah organik menjadi dua masalah utama yang seringkali sulit diatasi, mengakibatkan pencemaran lingkungan dan berbagai dampak negatif pada kesehatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan teknologi yang inovatif dan efektif dalam pengelolaan lingkungan perkotaan.
Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan lingkungan perkotaan adalah teknologi biopori. Biopori adalah lubang kecil pada tanah yang digali secara vertikal dan diisi dengan material organik, seperti serasah daun, jerami, dan kulit kayu. Lubang biopori berfungsi sebagai saluran air dan sirkulasi udara yang alami, sehingga dapat membantu mengurangi risiko banjir dan memperbaiki kualitas tanah.
Selain itu, pembuatan biopori juga dapat digunakan untuk mengolah limbah organik dan limbah cair, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Material organik yang terdapat di dalam biopori dapat diuraikan oleh mikroorganisme tanah, sehingga menjadi pupuk organik yang baik untuk tanaman. Proses penguraian limbah organik dan limbah cair di dalam biopori juga dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dan meminimalkan risiko kesehatan bagi masyarakat sekitar.
Penerapan teknologi biopori dalam pengelolaan lingkungan perkotaan dapat dilakukan dengan cara memasang lubang biopori pada lahan kosong, halaman rumah, taman, atau area publik lainnya. Sebagai contoh, di Kota Bandung, program “Satu Rumah Satu Biopori” telah dilaksanakan sejak tahun 2014 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan lingkungan. Program ini berhasil menginspirasi masyarakat untuk membuat biopori di lingkungan rumah mereka sendiri, sehingga memberikan manfaat yang signifikan bagi kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Namun, dalam penerapan teknologi biopori, perlu diingat bahwa biopori tidak dapat menjadi solusi tunggal untuk semua masalah lingkungan. Dalam konteks pengelolaan limbah, biopori hanya dapat digunakan untuk mengolah limbah organik dan limbah cair, sedangkan limbah non-organik masih perlu diolah dengan cara yang berbeda. Selain itu, penggunaan biopori juga harus diimbangi dengan teknik pengolahan tanah yang baik dan benar, seperti penggunaan pupuk organik dan pengaturan pola tanam yang tepat.
Dalam hal ini, peran pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum sangatlah penting dalam mendukung penerapan teknologi biopori di lingkungan perkotaan. Pemerintah dapat memberikan dukungan teknis dan finansial bagi program-program pengelolaan lingkungan yang menggunakan teknologi biopori, sedangkan lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat umum dapat memberikan dukungan dalam bentuk penyebaran informasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai manfaat dan cara penerapan teknologi biopori.
Selain itu, diperlukan juga kerjasama antar-pihak dalam pengelolaan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan. Dalam hal ini, teknologi biopori dapat menjadi salah satu solusi inovatif yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat. Namun, hal tersebut harus dilakukan dengan berbagai pendekatan dan upaya yang terintegrasi, seperti pengelolaan sampah yang terpadu, pengendalian polusi udara, dan pengurangan risiko bencana.
Penggunaan teknologi biopori juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di perkotaan. Hal ini dapat terwujud melalui pengelolaan sampah organik secara terpadu dan penggunaan hasil pengolahan biopori sebagai bahan baku untuk pembuatan produk-produk organik, seperti pupuk, kompos, dan biogas. Dengan begitu, teknologi biopori tidak hanya menjadi solusi inovatif dalam pengelolaan lingkungan, namun juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.